Rabu, 04 Januari 2012

Inner Beauty, Energi Kecantikan Sejati

Inner Beauty, Energi Kecantikan Sejati

Tampil cantik dan menarik adalah kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi dalam kenyataan hidup banyak perempuan. Kecantikan lahiriah seringkali dijadikan standard untuk meraih kebahagiaan, menjadi aset berharga yang layak diperjuangkan dan dipertahankan untuk mendapatkan kesempatan dan perhatian. Padahal, kecantikan fisik tidak akan bertahan, menyusut dan memudar seiring waktu. Everyone is growing old. Tidak ada yang bisa menahannya. Hanya kecantikan sejati yang akan abadi, menghiasi diri tanpa henti, penuh energi positif dan tak perlu operasi. Itulah inner beauty, kecantikan berenergi yang terpancar dari dalam hati yang penuh ketulusan.

Inner beauty dapat diartikan sebagai intangible power (kekuatan yang tidak nampak secara fisik). Inner beauty merupakan energi dari sebuah kecantikan yang akan membuat seseorang terlihat cantik meskipun secara fisik tidak memenuhi kriteria cantik alias biasa-biasa saja. Energi yang melahirkan kecantikan sejati dan alami, energi yang bersumber dari kedalaman hati. Energi yang dihasilkan inner beauty seperti energi matahari. Memancarkan aura positif dan menciptakan daya tarik alami yang menyebar ke seluruh penjuru tubuh dan wajah. Menumbuhkan kepribadian yang baik dan unik. Mengembangkan sikap dan perilaku yang menarik, sehingga menghadirkan rasa nyaman dan tentram setiap orang di dekatnya.

Inner beauty mampu menghasilkan energi lebih dahsyat daripada operasi plastik dan kosmetika anti penuaan karena sumber energi itu tak pernah habis diterpa perubahan zaman. Hati adalah inti kehidupan, yang akan menentukan baik buruknya peribadi dan perilaku seseorang. Karena itu, menjaga dan memelihara hati sama dengan mempertahankan inner beauty kita, dan merawat inner beauty tidak saja merupakan langkah penghematan energi, tetapi juga penyelamatan energi yang akan membuat kita tetap cantik.

Sebagai energi kecantikan sejati, inner beauty mampu mengelola setiap sisi kecantikan dalam diri kita, terutama kecantikan akhlak, mental dan spiritual kita. Kecantikan ini menjadi energi bagi kita untuk membangun hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita, serta memberikan kesempatan kepada hal-hal terbaik untuk muncul dalam diri kita, Hal-hal terbaik yang mampu menutupi segala kekurangan tampilan fisik kita. Inilah inti energi inner beauty yang sesungguhnya. Munculnya pancaran-pancaran positif dari dalam diri yang mengimbangi kegelisahan, kecemasan dan rasa tidak nyaman akibat kelemahan kita. Tak ada manusia yang sempurna dan tak ada manusia yang benar-benar mampu mengukur seberapa cantik dan baik hatinya, tanpa adanya pendapat atau kritik dari orang lain. Karena itu, inner beauty pun mampu menjembatani komunikasi dan interaksi kita dengan orang-orang di sekitar kita.

Penting untuk diketahui bahwa inner beauty bukan kecantikan bawaan yang dimiliki seseorang sejak lahir. Inner beauty merupakan sebuah proses pembelajaran kepribadian yang bisa dilatih, dan bisa dimiliki semua orang. Karena itu, kita bisa melatihnya dalam praktik kehidupan sehari-hari dengan mengaplikasikan tiga energi inner beauty yaitu motivasi, kepercayaan diri, dan ketulusan hati. Ketiga energi ini dapat dikatakan sebagai the real energy of beauty yang bisa menarik energi-energi positif lainnya dari diri kita, terutama rasa bahagia—rasa yang dicari dan diperjuangkan semua manusia. Seseorang yang memiliki inner beauty mamiliki motivasi yang kuat dan tidak akan mudah menyerah pada keadaan juga kelemahan dirinya. Justru kelemahan dan kekurangan dirinya itulah yang memotivasinya untuk tetap terlihat cantik dengan apa yang ia miliki. Ia tampil percaya diri, dengan segala kelebihan yang dimilikinya dan tidak merasa rendah diri mengetahui dan mengakui kelemahannya. Dengan ketulusan hati ia tetap berusaha mewujudkan kemauannya, tetap memupuk rasa bahagianya dengan apa yang ia punya, sehingga mampu berpikir positif dan optimis dalam setiap aktivitasnya.

Laila bertubuh gemuk, berwajah biasa-biasa saja, ramah dan murah senyum. Sedangkan Gefa bertubuh semampai, berwajah cantik, sexy dan senang menjadi pusat perhatian. Dalam pergaulan dan pekerjaan, Laila lebih disukai dan mampu melakukan pekerjaannya dengan baik. Sedangkan Gefa, meskipun ia cukup pintar, ia sering dimusuhi karena terlalu menuntut untuk diprioritaskan dalam segala hal, suka mengatur, serta merasa semua orang menyukai kecantikannya dan tunduk padanya. Laila tidak merasa malu atau rendah diri untuk bersaing dengan Gefa yang cantik dan sexy di lingkungan kerjanya karena motivasinya begitu kuat untuk berhasil dan membahagiakan keluarganya. Baginya, tubuh gemuk bukan penghalang kesuksesan karena ia mampu mengimbanginya dengan kepandaian bergaul, keramahan dan kebaikan hati, kecerdasan menentukan strategi, ketepatan mengatur dan menyelesaikan pekerjaan, serta kepiawaian memahami kemauan klien, sehingga semua orang di lingkungan kerjanya lebih menyukai Laila daripada Geva. Geva lebih sering menuntut perhatian dan melalaikan pekerjaan karena motivasi kerjanya juga lemah. Teman-teman kerjanya menyatakan bahwa Laila mempunyai kelebihan yang membuatnya tetap cantik dan mempesona, meskipun badannya tak seramping Geva. Sebaliknya, meskipun Geva cantik, kecantikannya membosankan dan sikapnya seringkali menyebalkan, sehingga tidak banyak yang bertahan berteman dengan Geva.

Dari ilustrasi tersebut, kita bisa simpulkan bahwa kepribadian Laila membuatnya tetap terlihat cantik di mata teman-temannya. Ia mampu menutupi kekurangannya secara fisik dengan kepribadian dan sikapnya yang menarik. Ia tidak menyerah pada bentuk tubuh yang bisa membuatnya minder. Ia tetap berani bersaing dengan Geva yang cantik karena ia memiliki kecantikan lain yang bisa ditonjolkan, dan ia memiliki ketulusan hati untuk menerima apa adanya kondisi dirinya dan realita kerjanya, mensyukuri setiap anugerah yang diberikan-Nya, sehingga ia tetap memiliki kecantikan dan memancarkan energi kecantikan itu kepada semua orang di sekitarnya, dan ia merasa bahagia dengan dirinya.
Kecantikan seperti itulah yang sejati dan abadi karena lahir dari hati yang tulus, bukan polesan make up semata. Kecantikan hati yang melahirkan energi kebaikan pada semua orang, energi keshalihan yang menentramkan perasaan dan energi kecantikan yang membahagiakan. Itulah inner beauty sumber energi kecantikan sejati.

Menulislah dengan hati karena hati senantiasa mengerti, menuntun jiwa untuk memberi dan berbagi.

Menulis bukan sekedar menyampaikan ide, informasi atau sejumlah data dan peristiwa. Lebih dari itu, menulis merupakan energi, memerlukan energi dan dapat memberikan energi bagi penulis juga pembacanya. Menulis dengan hati, merupakan energi yang akan membuat sebuah tulisan berkarakter dan natural karena energi yang diperlukan dan digunakan bersumber dari hati penulisnya, sehingga tulisan pun memberikan energi berupa kepuasan dan semangat untuk berkarya bagi penulisnya. Faktanya, sebuah tulisan yang ditulis dengan hati seringkali memberikan energi bagi pembacanya berupa inspirasi yang bisa saja mengubah pola pikir dan caranya bersikap. Semua yang dikukan dengan hati akan menyentuh hati, tertanam di hati dan menjadi energi hati. Lalu darimana datangnya energi menulis, apa saja bentuknya dan sepenting apakah?

Energi menulis, sebenarnya lahir dari hati. Karena itu, menulis dengan hati merupakan energi utama menulis yang akan memberikan energi pada tulisan itu sendiri. Inspirasi tulisan memang bisa muncul dari mana saja, dari serangkaian peristiwa, sekumpulan data, termasuk dari tulisan orang lain. Namun, proses mencipta sesungguhnya merupakan eksplorasi kemampuan individual secara total yang dapat mencerminkan karakter tulisan bahkan penulisnya. Boleh saja ide dasarnya sama, tema dan judulnya sama, tapi tidak akan melahirkan tulisan atau karya yang benar-benar sama persis. Makanya, wajar saja jika saya katakan “mengcopy paste” tulisan orang lain tanpa permisi untuk merupakan tindakan membohongi hati dan tidak percaya diri.

Menurut saya, energi menulis pada setiap orang berbeda-beda, tergantung kepada keinginan, maksud dan tujuan masing-masing penulis. Namun, pada dasarnya energi menulis lahir dari 4 hal yang bersinergi dengan hati kita.

Pertama, kemauan. Kemauan yang kuat akan menumbuhkan tekad yang kuat. Kemauan dan tekad yang kuat merupakan energi yang mampu mengalahkan ketakutan, kemalasan juga rasa ketidakmampuan dalam menulis. Energi ini yang akan menjaga stabilitas dan konsistensi dalam proses menulis, sehingga menghasilkan tulisan yang berenergi.

Kedua, kejujuran hati. Kejujuran hati akan melahirkan ketulusan berkarya, menuntun kita menulis dengan bebas, mengembangkan pemikiran secara orisinil, tanpa beban dan apa adanya. Terlepas dari adanya referensi atau data pendukung, kejujuran hati dalam menulis merupakan fondasi yang akan memberikan energi pada tulisan yang kita buat, sekaligus menjadi energi yang menumbuhkan semangat menulis. Kejujuran hati dalam menulis akan menumbuhkan kejujuran dalam realita etika dan budaya, sehingga jujur dan tulus dalam menulis tidak selalu berlaku pada tulisan-tulisan yang bersifat pribadi seperti menulis diary atau biografi, tetapi juga tulisan-tulisan ilmiah. Kejujuran hati dalam menulis dengan sendirinya akan melahirkan proses memperbaiki dan menyempurnakan tulisan.

Ketiga, keberanian mengungkapkan gagasan atau perasaan, serta keberanian melawan keraguan. Hal ini akan menumbuhkan energi positif berupa kepercayaan diri untuk menulis. Keberanian dan rasa percaya diri akan menuntun kita pada keleluasaan berbahasa dan kebebasan mengeksplorasi data dan kosa kata dalam menulis, sehingga kita tertantang untuk menyuguhkan tulisan terbaik.

Keempat, kepedulian. Kepedulian lahir dari hati dengan melihat sederet kenyataan dan harapan, baik yang kita alami sendiri maupun dialami orang lain. Kepedulian inilah yang memunculkan energi untuk mencari ide tulisan, memproses ide, menuliskannya, hingga menjadi sebuah tulisan yang utuh. Menulis dengan didasari kepedulian akan melahirkan ketulusan dalam menulis. Kepedulian dan ketulusan ini merupakan energi yang dapat melahirkan tulisan yang bersifat problem solving karena kedua hal tersebut menstimulasi rasa ingin membantu atau mengubah keadaan yang tak diharapkan. Dapat dikatakan bahwa kepedulian merupakan bentuk empati penulis terhadap keadaan, kenyataan, pengalaman, pemikiran dan perasaan.

Menulis dengan hati adalah bicara hati yang dapat melahirkan energi untuk hati. Sejelek apapun tulisan sendiri, harus disyukuri karena kita masih bisa menulis, berbagi dan berkreasi, toh masih bisa diperbaiki. Sebaliknya, tulisan bagus dari hasil mengcopy paste (mentah-mentah, bulat-bulat, lengkap sampai titik komanya, kalimatnya sama persis dengan tulisan aslinya, tanpa permisi) tidak akan berarti apa-apa secara batiniah walaupun mendapat pujian. Jangankan kepuasan atau kebanggaan, yang ada malah beban perasaan telah mebohongi hati dan orang lain yang membacanya. Ya, itu pun kalau yang mengcopy paste menyadari arti menghargai dan mengapresiasi sebuah karya, kalau tidak semua tulisannya bisa-bisa merupakan hasil copy paste dari tulisan orang lain. Mengcopy paste juga harus pakai nurani karena kata nurani lebih jujur dan jauh lebih berarti daripada pujian.

Untuk menghasilkan sebuah tulisan, si penulis memerlukan energi yang tidak sedikit. Kesabaran, pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran serta konsentrasi. Semoga saja para copaster segera menyadari dan memperbaiki kesalahannya.

cincin1Kupinang hatimu dengan ketulusan, kutandai dan kuhiasi jemarimu dengan sebuah cincin, menepikan hati dan jiwa pada keabadian. Kalimat seperti ini mungkin hanya merupakan penggalan dari beberapa kalimat yang mengukuhkan makna cincin dalam sebuah hubungan. Cincin merupakan sebuah tanda cinta. Simbol pertalian 2 hati yang saling berbagi dan melengkapi. Mas kawin pernikahan, pinangan, pertunangan atau ungkapan rasa seseorang terhadap kekasihnya umumnya ditandai dengan sebuah cincin. Cincin seakan mengukuhkan kesyakralan sebuah pertautan hati. Sedalam itukah maknanya?
Para peneliti purbakala menduga bahwa cincin berasal dari gelang yang dikenakan para wanita yang ditawan di zaman primitif. Lingkaran gelang di kaki dan lengan para wanita itu, perlahan-lahan dianggap sebagai pengikat yang menunjukkan bahwa wanita itu menjadi milik seorang pria dalam suku yang menawannya. Karena perkembangan aktivitas mereka, gelang-gelang tersebut kemudian diubah menjadi sebuah cincin. Tidak ada tahun yang pasti mengenai penggunaan cincin sebagai pengikat hubungan dua insan yang saling mengasihi. Berdasarkan penelusuran sejarah purbakala, bangsa Mesir merupakan orang pertama yang mengenakan cincin kawin dalam pernikahan. Baru pada tahun 900-an, para penganut Kristiani menggunakan cincin sebagai ikatan suci pernikahan.

Mengapa cincin berbentuk lingkaran?
Dalam tulisan hieroglif, lingkaran berarti keabadian.Cincin kawin dianggap sebagai lambang pernikahan yang abadi. Selanjutnya, cincin juga dianggap akan mengabadikan hubungan dua orang yang saling mencintai.

Secara filosofis, lingkaran merupakan lambang kelengkapan. Allah SWT menciptakan bumi ini seperti lingkaran, bulat dan berputar. Semua telah Dia sketsa dengan sempurna agar hamba-Nya mau memutar pikirannya untuk membaca, menggerakkan lidahnya untuk berbicara, melangkahkan kakinya untuk mencari, mengayunkan tanganya untuk mencoba-berusaha dan menyandarkan hatinya pada do’a yang tiada henti. Telah dicipta sebuah wacana Yang Maha Sempurna bahwa hidup tak selalu sama. Hubungan antarmanusia tak pernah berdiam di satu titik yang pasti. Kebahagiaan, kedukaan dan kematian, selalu berputar mengitari lingkaran hidup. Manusia hanya bisa memprediksi, menjalani dan berharap keabadian pertalian itu, tanpa bisa menentukan akhir cerita yang diperankannya. Lingkaran itu tak pernah berujung, dan sebuah cincin adalah harapan untuk selalu melingkari hati yang dikasihi.

Cincin juga identik dengan keindahan, terutama bagi jari pemakainya. Jari manis seorang perempuan merupakan pasangan serasi sebuah cincin untuk mengikatkan ketulusan. Bagi orang Yunani Kuno, mengenakan cincin di jari manis dipercaya akan mengalirkan energi positif pada vena yang melewati jari tersebut ke jantung. Pantesan, banyak perempuan yang berdebar-debar jantungnya dan akhirnya luluh perasaannya ketika dipasangkan cincin di jari manisnya. Mitos apa fakta ya? Yang realistis sih gini. Jari manis lebih sedikit digunakan daripada jari-jari yang lain, sehingga lebih nyaman mengenakan cincin atau hiasan lain di jari manis itu. Ya, langgeng tidaknya sebuah hubungan tidak bergantung kepada sebuah cincin. Sebuah benda mati tidak akan mengalahkan kekuatan hati, hanya ketulusan dan pengertian yang bisa menjaga keutuhan dua hati. Keabadian sejati hanya milik Yang Maha Abadi.

Menulislah secara sangat bebas tanpa mempedulikan struktur kalimat dan tata bahasa. Niscaya Anda akan terbebaskan dari segala deraan batin. (Dr. James W. Pennebaker)

menullis imagesMenulis membuat hidup menjadi bergairah. Letupan-letupan perasaan, gejolak gagasan, menuntun jari-jemari untuk mengeja huruf demi huruf, merangkai kata demi kata, menuturkan kesatuan pikiran dan perasaan. Kebebasan menulis berpijak pada keleluasaan menuangkan segala rasa yang dirasakan, tidak terbatas pada aturan-aturan penulisan. Menulis bukan sekedar merangkai sejumlah kata-kata hingga menjadi sebuah alur cerita yang memiliki makna. Menulis bisa membuat perasaan bahagia yang luar biasa. Menyembuhkan berbagai trauma dan menjadi terapi jiwa.

Banyak penelitian psikologis yang membuktikan bahwa menulis dapat mengurangi tekanan jiwa, distress dan salah satu jalan menuju kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Orang yang hobi menulis pasti akan menuliskan apa yang dia sukai dan dia inginkan. Orang yang terbiasa menulis akan menuliskan segala yang dilihat didengar dan dirasakannya. Seorang penulis tak akan pernah berhenti menuliskan semua hal yang ingin dituliskannya tanpa terbatasi ruang dan waktu. Menulis itu menggugah pikiran dan perasaan, open up pintu-pintu mind hingga membentuk sebuah alur menuju penuturan dalam sebuah tulisan. Menjadi kepuasan, kebahagiaan dan kekuatan untuk setiap pribadi yang memaknainya.

Taruhlah perasaan pada sebuah tulisan, niscaya kita akan merasa terpuaskan. Apa pun bentuk dan isi tulisannya. Kesenangan dan kepuasan itulah yang menjadikannya sebagai terapi yang memungkinkan kesembuhan bagi para penderita ketidakseimbangan emosi. Logikanya, mengekspresikan kemarahan, rasa senang atau kekecewaan lewat tulisan itu seperti kita mengungkapkan kemarahan dengan ucapan, hanya medianya berbeda, bukan orang yang ingin kita marahi, melainkan kertas, pena atau sebuah komputer.

Therapy seperti ini sepertinya sangat sesuai untuk orang-orang yang cenderung introvert, sulit terbuka dan berbagi beban dengan orang lain. Perasaan kesal atau marah yang bertumpuk bisa menyebabkan gangguan pada fisik juga, seperti maag bahkan myom. Dalam sebuah tausyiah, seorang ibu rumah tangga pernah mengeluhkan penyakit myom yang dideritanya. Ia meminta kepada ustadz untuk memberikan jalan keluar bagi penyakitnya karena secara medis sudah divonis tidak bisa disembuhkan. Pa Ustadz pun memberikan sebuah solusi spiritual yang secara medis pun sangat logis. Menurutnya, si ibu harus menghilangkan kejengkelan-kejengkelan di hatinya yang terus bertumpuk dan tak tersembuhkan. Si ibu pun mengakui bahwa selama beberapa tahun, ia menyimpan kekesalan dan kejengkelan terhadap suaminya yang tidak bisa menghilangkan kebiasaannya merokok. Ini merupakan salah satu bukti bahwa kejengkelan perasaan mempengaruhi kesehatan pikiran, sehingga organ-organ tubuh lain menjadi lemah karena asupan dan rangsangan berbagai simpul saraf pun ikut melemah. Masalah yang awalnya terlihat biasa dan sangat sepele bisa berdampak luar biasa dan berbahaya jika tidak ditemukan solusinya. Kasus ini juga membuktikan bahwa menahan beban perasaan lebih menderita daripada sakit fisik yang kentara dan terdiagnosa.

Menyalurkan kemarahan, kebencian dan kekecewaan dengan menulis bisa memberikan efek positif bagi penulisnya. Kelegaan yang didapat sama dengan kepuasan orang-orang yang biasa curhat dengan teman atau sahabatnya. Menulis lebih aman dan nyaman daripada berbicara ke sana kemari mengadukan perasaan. Makanya, banyak penelitian psikologis yang telah membuktikan bahwa menulis dapat menghilangkan efek traumatis pada orang-orang yang menderita gangguan psikologis atau mengalami trauma tertentu. Dengan menuliskan pengalaman pahit atau kenyataan pahit yang dialaminya, trauma seseorang bisa berkurang. Jika hal ini dilakukan secara intensif, kesembuhan adalah sebuah keniscayaan. Yang penting motivasi, keyakinan dan kepercayaan akan kesuksesan/kesembuhan itu tetap dijaga. Insya Allah. (Neea)

Seberapa besar pun kekuatan seseorang untuk sendiri, ia membutuhkan tempat berbagi.

diary2 imagesTidak semua jiwa bisa terbuka kepada sesama yang bernyawa. Banyak pribadi yang terkunci di lorong tabir kesunyian dan hanya ingin menikmati sendiri. Untuk meredakan sepi, semua yang dialami tercurah dalam diary. Sebuah diary dapat menjadi tempat curahan hati.

Bagi sebagian orang, diary mungkin hanya sebuah buku yang memuat serangkaian catatan peristiwa yang dialami penulisnya. Sah-sah saja sih, jika memang yang dilihat hanya bentuk fisiknya. Namun, bagi yang suka menulisnya, diary memiliki kedekatan emosional dengan penulisnya. Mengapa? Karena hal-hal yang bersifat rahasia pun bisa ditulis dalam diary. Gak berlebihan kok, kalau orang merasa aman dan nyaman menuliskan segenap perasaan, harapan, keinginan dan semua hal yang dialaminya pada diary. Dijamin safety, asal gak ada yang kurang ajar baca-baca privasi orang. Makanya, umumnya diary itu disimpan di tempat yang paling aman oleh pemiliknya.

Tidak sedikit orang yang menganggap remeh menulis diary, dianggap buang-buang energi atau melankolis. Padahal, manfaatnya juga banyak lho. Pertama, kalau kita mau menelaah sejarah, banyak peristiwa sejarah yang terungkap lewat catatan-catatan pribadi para pelaku sejarah. Contohnya, Tulisan R. A. Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Tulisan ini, pada awalnya adalah sebuah catatan dan surat pribadi yang berisi curahan perasaanya tentang penindasan dan pengekangan hak-hak kaum perempuan saat itu, serta keinginannya untuk mengubah nasib kaum perempuan agar memperoleh hak yang sama dengan laki-laki, terutama masalah pendidikan. Di kemudian hari, tulisan ini justru menginspirasi banyak hati dan mampu mengubah cara pandang sebuah bangsa terhadap sosok kaum Hawa.

Kedua, menulis diary ternyata merupakan latihan menulis secara kronologis. Banyak yang sudah membuktikan bahwa orang yang suka menulis diary lebih lancar menulis, baik tulisan fiksi maupun non-fiksi. Bisa kita pahami sih, karena menulis diary itu ibarat melaporkan apa yang kita alami, kita anggap penting dan kita rasakan sehari-hari, sehingga ketika membuat tulisan lain susunan kata dan alur yang digunakan lebih runut dan kronologis.

Ketiga, diary merupakan ajang berekspresi sekaligus kebebasan berkarya. Tak perlu khawatir dinilai salah atau takut dicela karena semua yang tertuang adalah gambaran jiwa. Orang akan lebih jujur bercerita pada diary daripada sahabat atau keluarganya. Sebuah cerita hati tentang kesedihan, kebahagiaan, keinginan terpendam bahkan kemarahan tertuang tanpa batasan. Ketika menulis penuh kejujuran, tulisan itu bisa menjadi kekuatan untuk melepas beban yang menekan. Tulisan yang dihasilkan pun biasanya akan membuat penasaran. Mungkin sudah banyak yang pernah membaca buku-buku yang berasal dari catatan harian seseorang. Misalnya, Catatan Harian Lelaki Malam karangan Moammar Emka. Sebuah catatan pribadi kehidupan penulisnya yang dipublikasikan. Alur ceritanya terasa sangat real, natural dan menarik karena memang isi cerita yang disuguhkan adalah perjalanan nyata hidupnya. Tidak salah jika kemudian para ahli psikologi menyatakan bahwa menulis diary bisa menjadi terapi emosi, alternatif penyembuhan trauma dan bisa menjadikan seseorang sukses karena seseorang bisa me-review, mengevaluasi dan memperbaiki kesalahanserta kekurangan dirinya melalui serangkaian catatan perjalanan hidup dalam diary.

Keempat, diary juga ternyata merupakan kumpulan diksi, gaya bahasa dan bentuk karya sastra. Gaya bahasa hiperbola misalnya, bisa dituliskan tanpa rekayasa ketika si penulis merasakan kesedihan atau kebahagiaan yang mendalam. Demikian pula dengan pilihan kata-kata yang digunakan penulisnya. Kadang-kadang, kita tertegun takjub ketika membaca diary kita sendiri. Ternyata kita bisa menulis, mengolah kata dan memainkan gaya bahasa sesuai dengan apa yang hati kita rasakan tanpa ditutup-tutupi. Jika kita menyadari itu, maka diary pun bisa menjadi ajang berlatih menulis, berbahasa atau bahkan membuat karya sastra.

Yang paling penting dari sebuah diary ialah bahwa kita sebagai penulisnya memiliki arti dan bisa mengenal lebih dekat diri kita sendiri. Kita tahu apa yang kita inginkan, kita mengerti apa yang membuat kita nyaman atau bete, kita paham seberapa besar upaya kita untuk membuat diri kita bahagia bahkan bisa menggambarkan pribadi orang lain sesuai pemahaman kita, dengan me-review diary kita. So, diary itu punya makna yang dalam sebagai buku kehidupan. (Nia Hidayati)

Menangislah, jika itu melegakan perasaan, walau tangisan tak mengubah suratan.

menangisMenangis bukan sekedar pelampiasan perasaan. Menangis merupakan reaksi atas tersentuhnya hati oleh sebuah kejadian. Arti air mata yang tercurah saat menangis merupakan ungkapan perasaan atas kebahagiaan, kekecewaan juga kesedihan. Tangis adalah anugerah bagi hidup dan hati agar senantiasa menyadari fitrah kemanusiaan yang begitu indah, tetapi lemah dan tak berdaya atas kuasa Yang Maha Perkasa. Menjadi refleksi ketiadaan juga keterbatasan, tiada yang sempurna di dunia dan tak ada keabadiaan atas fana, semua yang bernyawa akan binasa. Lalu, mengapa kita menangis? Adakah manfaat air mata kita?

Menangis sudah menjadi identitas manusia sejak dilahirkan, bahkan bagi bayi, menangis dapat disimbolkan sebagai pemberitahuan bahwa ada masalah pada bayi, mungkin merasa sakit atau tidak nyaman. Menangis menjadi hal pertama yang bisa dilakukan generasi Adam dan Hawa di bumi ini. Sebelum bisa bicara, sebelum mampu tertawa, sebelum siap berjalan, tangis itu sudah ada pada diri tiap manusia. Tanpa diajarkan pun, semua bayi, semua anak, semua manusia bisa menangis karena tangis merupakan fitrah yang melekat pada kemanusiaan. Tangis merupakan bentuk kepekaan yang bisa menjadi alat pendeteksi perasaan seseorang. Ketika menangis, biarkan menangis, jangan dipendam. Menangis bukanlah kesalahan yang harus dihakimi. Menangis itu kebebasan jiwa untuk mengungkapakan perasaan yang tersimpan, yang tersisa dan terbiar di dasar keinginan.

Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelakangi tangisan, aktivitas mengeluarkan air mata ini ternyata memberikan manfaat, baik secara psikologis, sosial, medis maupun spiritual. Hal ini didasarkan pada beberapa penelitian para ilmuwan yang mengaitkan aktivitas menangis dengan efek psikologis dan medis.

Secara psikologis, menangis mampu membuat perasaan menjadi lebih baik, nyaman, dan tenang karena tangisan dapat membantu menyingkirkan kimiawi stres dalam tubuh. Berkaitan dengan ini, ada 4 manfaat menangis.

1. Meningkatkan mood

Menangis bisa menurunkan tingkat depresi seseorang. Dengan menangis, mood akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena luapan perasaan atau emosi mengandung 24% protein albumin yang bermanfaat dalam mengatur kembali sistem metabolisme tubuh. Air mata tipe ini jelas lebih baik dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

2. Mengurangi stress

Penelitian menyatakan bahwa air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.

3. Melegakan perasaan

Sepertinya, setiap orang merasakan hal ini setelah menangis. Setelah menangis, berbagai masalah dan cobaan yang mendera, kekesalan dan amarah yang menyesak, serta goresan sakit hati biasanya berkurang dan muncullah perasaan lega.
Perasaan lega yang dialami seseorang setelah menangis muncul karena sistem limbik, otak dan jantung menjadi lancar. Karena itu, keluarkanlah masalah di pikiran dengan menangis, jangan dipendam karena bisa menjadi tangisan yang meledak-ledak. Malu menagis sesak di dada, tertahan menjadi ganjalan perasaan yang sewaktu-waktu bisa memporakporandakan pertahanan jiwa, rasa bahkan raga.

4. Menjadi penghalang agresivitas

Orang yang sedang memuncak tingkat emosinya, meletup amarahnya biasanya akan berlaku dan bersikap lebih agresif bahkan bisa berdampak destruktif. Emosi yang diluapkan dengan menangis mampu menjadi penghalang agresivitas. Seperti yang diungkapkan Oren Hasson, seorang ilmuwan dari Univesitas Tel Aviv, Israel, bahwa dengan air mata, seseorang sebenarnya tengah menurunkan mekanisme pertahanan dirinya dan memberikan simbol dirinya tengah menyerah.

Pernyataan Orren Hasson mengenai turunnya agresivitas seseorang dengan menagis bisa memberikan sebuah kausalitas terhadap keberadaan dan hubungan seseorang secara sosial. Menangis bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya kepada teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi. Dengan demikian, hubungan sosial bisa menjadi lebih dekat, sehingga mampu memupuk persahabatan yang lebih langgeng. Dalam hubungan kelompok seperti persahabatan atau pertemanan, menangis bisa dianggap sebagai bentuk keterpaduan antara satu dengan lainnya. Bahkan ada beberapa kasus yang mengidentifikasikan bahwa menangis bisa menimbulkan empati seorang musuh untuk tidak menyerang lawannya. Air mata bisa menjadi senjata yang meluruhkan amarah dan kebencian bahkan mungkin peperangan (tentunya bukan air mata buaya!). Karena alasan inilah maka banyak jiwa yang luluh karena tangisan, tersentuh, tergugah bahkan terbelenggu tangisan seseorang..

Meski demikian, menangis tidak akan selalu manjur dalam beberapa kondisi. Oleh sebab itu dalam beberapa kesempatan menangis justru tak dapat memberikan dampak seperti yang diperkirakan. Bahkan sebaiknya dihindari. Dalam bekerja misalnya, aktifitas menangis bahkan sebaiknya tak perlu ditampakkan. Mungkin dalam bekerja menangis justru akan ditanggapi sebagai bentuk kelemahan dan sifat menyerah yang sangat dijauhi dalam dunia kerja. Tapi mungkin tak berlaku untuk profesi yang menuntut empati

Dari segi medis, kegiatan mengundang dan mencurahkan air mata ini memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, khususnya mata. Manfaat tersebut sebagaimana dikutif dari Beliefnet di antaranya :

  1. Membantu penglihatan. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
  2. Membunuh bakteri. Air mata berfungsi sebagai antibakteri alami. Tanpa obat tetes mata, sebenarnya mata sudah mempunyai proteksi sendiri. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 % bakteri yang tertinggal hanya dalam 5 menit. Misalnya, bakteri yang terserap dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin, serta tempat-tempat yang mengandung bakteri.
  3. Mengeluarkan racun. William Frey, seorang ahli biokimia yang telah melakukan beberapa studi tentang air mata menyatakan bahwa air mata yang keluar saat menangis karena faktor emosional ternyata mengandung racun. Jadi, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa racun dari dalam tubuh terbawa dan dikeluarkan melalui mata.
  4. Membantu melawan penyakit. Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi. Bagaimanapun, perasaan tertekan dan tersakiti bisa membuat seseorang stres. Endapan stres yang terpendam dengan menahan tangisan inilah yang sering menimbulkan gejala tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya yang dipicu oleh stres.

Menangis tak selalu identik dengan sosok perempuan. Setiap raga yang memiliki jiwa pasti pernah menangis, setidaknya menangis dalam hati, menangis ketika masih bayi, dan menangis di hadapan Tuhan. Tangisan tidak selalu berarti kerapuhan, kecengengan atau kelemahan seseorang. Jika tangisan bisa melemahkan seseorang, tangisan pun bisa menguatkan ketegaran seseorang untuk berjuang. Dalam kepasrahan yang dalam, tangisan mampu mengembalikan kesadaran seseorang kan fitrahnya sebagai manusia dan hamba Yang Maha Sempurna, sehingga tangisan mampu melarutkan sebuah jiwa dalam doa yang khusyuk, taubat yang sesungguhnya hingga totalitas penyerahan diri kepada Tuhan.. Ini yang disebut tangisan spiritual.Tangisan ini yang senantiasa dicurahkan oleh para Utusan Tuhan serta kaum yang beriman. Menjadi pengantar kesadaran akan ketidakberdayaan, kelemahan dan kelalaian dalam menghamba. Menjadi penutur sujud, penyerahan dan kepasrahan dalam taubat demi mengharap maaf Yang Maha Pemaaf..Ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi secara terpisah mereka menangis. Tangis taubat sepasang insan ini merupakan refleksi kesadaran dan realisasi sesal atas dosa yang telah mereka lakukan. Robbana Ya Robbana dzolamna anfusana waillam tagfir lana watarhamna lana kunanna minal khosirin. Mereka pun kembali menangis saat dipertemukan dan dipersatukan kembali oleh Yang Maha Pengampun untuk melahirkan generasi manusia. Tangis bahagia mereka menjadi ungkapan rasa syukur atas kebesaran-Nya.

Kita sering menangis ketika hati terluka, curhat__mengadukan sejuta masalah, meminta selaksa kemudahan, memohon segudang rezeki dalam hidup kita atau sekedar menyatakan ketidakmampuan menghadapi cobaan hidup kepada Yang Maha Hiidup. Setelah mengadukan semua kepada-Nya, ada setitik tenang dalam hati, setetes spirit untuk kembali memberdayakan ikhtiar hidup di atas keyakinan akan pertolongan-Nya. Doa, dzikir dan air mata mampu menutrisi hati untuk kembali menafaskan-Nya. Di sanalah fitrah itu berkarya, menumbuhkan rasa sakit, menyisipkan luka dan kecewa, memekarkan kebahagiaan, dalam sebuah tangisan yang bermakna agar kita menyadari eksistensi dan kekuasaan Yang Maha Kuasa. Karena itu, menangis yang utama ialah menangis karena dosa, dan tangis yang sempurna adalah tangisan demi Yang Maha Cinta.

Tuhan tidak pernah menghakimi makhluk-Nya. Segala derita dan kemelut masalah bukan karena kehendak dan takdir semata, melainkan karena perbuatan kita sendiri. Maka, jangan menghakimi sebuah tangisan dan bijaklah menghadapi tangisan karena kita tak pernah benar-benar tahu dalamnya rasa hati seseorang. Biarkan menangis. Jika tak mampu meredakan, diamlah. Bila tak ingin menyaksikan, tinggalkan sejenak hingga ia menemukan ruang yang tenang. Mungkin ia butuh waktu untuk meluapkan perasaan. Mungkin juga butuh jeda untuk berdamai dengan perasaan dan kenyataan hingga ia mampu untuk mengungkapkan alasan (karena manusia senantiasa mempertanyakan alasan). Itulah bentuk apresiasi atas tangisan, tak perlu selalu dengan kata-kata karena di suatu keadaan sikap dan perlakuan lebih menunjukkan pengertian dan penghargaan. Hidup dan para pemeran cerita kehidupan butuh apresiasi karena dengan mengapresiasi kehidupan kita akan menemukan makna hidup. Memberi apresiasi yang pantas untuk sebuah tangisan pun merupakan wujud memahami dan mengerti hati orang-orang yang kita cintai.

Menangislah, tapi jangan menangisi untuk mempertanyakan keadilan Tuhan dalam ekspresi ratapan, serta reaksi ketidakyakinan atas kebesaran Yang Maha Besar. Dengan atau tanpa air mata, tangis tetaplah tangis yang mengekspresikan perasaan atas kenyataan, atas keadaan. (Nia Hidayati) referensi : www.lintasberita.com; kotametropolis.com

bertengkar2 imagesMasalah tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita merasa punya masalah ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Konflik, baik intrapersonal, interpersonal maupun konflik sosial merupakan bagian dari masalah yang kita hadapi. Interaksi interpersonal dan social paling sering memicu konflik. Kita pasti sering merasa sudah sangat dekat, sangat memahami dan sanggup menerima seseorang apa adanya, tetapi ketika ada sedikit saja yang tidak sesuai dengan perasaan atau pemikiran kita, kita merasa tak akan ada solusi. Kedekatan hati dan kesiapan berbagi tidak selalu membuahkan harmoni karena hidup memiliki banyak sisi untuk dimengerti, dinikmati, dijalani sepenuh hati.

Pemicu utama konflik ialah perbedaan. Berlanjut menjadi pertengkaran, pertentangan dan kemudian bisa berpotensi menjadi konflik yang lebih serius. Konflik, sekecil apapun kelihatannya, tidak bisa dianggap sepele juga tidak harus disikapi secara berlebihan. Kita bisa mengelola sikap kita dalam menghadapi konflik dengan mengetahui dan memahami akar permasalahannya.

Pertama, konflik muncul karena seseorang tidak terbiasa menyikapi perbedaan dengan tepat. Manusia diciptakan dengan ribuan sifat dan watak yang berbeda, sehingga cara dan sikap hidup tiap orang tidak sama. Kesadaran akan adanya keragaman dan perbedaan ini yang mutlak diperlukan untuk kelangsungan setiap hubungan baik personal maupun interaksi sosial. Kedua, timbulnya konflik juga dipicu oleh sikap egoistis, selalu membenarkan pendapat sendiri dan merasa diri paling benar. Dalam pola komunikasi internal keluarga maupun lingkungan sosial, sikap seperti ini banyak kita temukan.Berbeda pendapat sering dianggap sebagai ancaman bahkan serangan terhadap eksistensi seseorang. Tiap individu memiliki keinginan, dan kebutuhan yang tidak selalu sama. Cara pandang setiap orang terhadap konflik akan menentukan pula cara ia menghadapi dan menangani konflik.

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan landasan dalam mengelola sikap terhadap konflik.

  1. Bersikap dan bertindak bijak terhadap kelebihan dan kekurangan orang lain (orang tua, pasangan hidup, sahabat atau orang yang kurang kita sukai). Sikap bijak lahir dari kesadaran diri bahwa tiada manusia yang sempurna. Kekurangan orang lain kerap kali menyulut konflik ketika kita tidak siap dan tidak mau menerimanya. Kelebihan orang lain pun tak jarang membuat kita merasa iri, benci memusuhi dan akhirnya jadi dengki… Naudzubillah. Kekurangan seseorang, baik moral maupun material bukan untuk dihakimi. Kekurangan adalah sisi ketidaksempurnaan yang patut kita lengkapi dengan pengertian, serta keikhlasan untuk membantu memperbaikinya. Sedangkan kelebihan orang merupakan anugerah Alloh SWT yang sangat pantas kita syukuri. Berani mengakui kelebihan orang dan menghargainya adalah bagian dari memuliakan Yang Maha Bijaksana. Memang tidak mudah merealisasikannya karena butuh keikhlasan untuk melakukannya. Namun, dengan belajar dan berlatih memahami orang lain akan menuntun kita pada sikap dan tindakan yang bijak. (saya juga sedang belajar)

  2. Bersikap dan bertindak bijak terhadap diri sendiri dengan mensyukuri kelebihan yang kita miliki, memanfaatkan kelebihan diri dengan rendah hati di jalan kebaikan dan kebenaran, serta menyadari kekurangan diri dan selalu berupaya memperbaiki diri. Sebaik-baik manusia adalah yang tidak sibuk mengutuk kekurangan diri, tetapi selalu berusaha memperbaiki diri. Banyak di antara kita yang mungkin masih menganggap kekurangan (diri sendiri dan orang lain) sebagai aib yang harus di-genocida secara mutlak. Padahal, kekurangan bisa membuat kita dicintai selama kita terus berusaha memperbaikinya dan tidak selalu mengharap dikasihani. Menyadari kekurangan diri akan mmbenamkan hati kita ke dalam keinsyafan bahwa kita membutuhkan orang lain untuk berbagi, saling mengisi dan saling melengkapi.

  3. Melunakkan hati dan memaafkan. Untuk melakukan kedua hal ini diperlukan kesabaran dan ketulusan. Konflik seringkali membuat kita merasa tersakiti dan ingin mengakhiri sebuah hubungan dengan siapa saja. Itu mah jalan pintas. Nafsu harus dikendalikan agar tidak memicu konflik yang berkepanjangan.
    Memaafkan kesalahan orang lain memang tidak mudah. Butuh waktu, kesabaran, keikhlasan dan lagi-lagi pengertian. Orang berbuat salah tidak selalu disengaja. Seperti yang pernah diungkapkan K.H. Abdullah Gymnastiar dalam tausyiahnya bahwa ada orang yang berbuat salah karena ia tidak menyadari bahwa ia salah dan ada orang yang melakukan kesalahan kemudian ia mengetahui perbuatannya salah, tetapi ia belum sanggup memperbaikinya. Mungkin orang lain yang berkonflik dengan kita juga menganggap kita yang salah dan tidak bisa dimaafkan. Makanya, agama menyuruh kita untuk saling memaafkan, selalu mengingat kebaikan orang lain terhadap kita dan melupakan jasa atau kebaikan kita terhadap orang lain agar kita dapat melatih diri mengelola emosi (nafsu amarah). Dengan melupakan jasa diri terhadap orang lain, kita bisa menghilangkan rasa sakit hati ketika orang tersebut tidak menghargai kebaikan kita. Dengan mengingat kebaikan orang lain, kita dapat melunakkan hati kita untuk tidak memasung hati dalam kebencian. Bagaimanapun, kebencian yang kita tanam akan membuat hati semakin keras dan angkuh (merasa diri tak pernah berbuat salah).

Sejatinya, konflik merupakan pembelajaran sikap hidup, pendewasaan berpikir dan pematangan jiwa seseorang. Dengan adanya konflik, kita mengetahui sifat dan karakter seseorang yang mungkin selama ini tertutupi. Konflik juga mendidik kita untuk belajar memahami orang lain, menghargai perbedaan dan mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari yang berbhineka.

Jika kita mau mengerti dan menyadari, pertengkaran merupakan langkah untuk memahami pribadi orang lain yang sesungguhnya. (Nia Hidayati)

Selasa, 03 Januari 2012

Biodata Foto Lee Jung Hoon HITZ Boyband

Bioadata Profil & Foto HITZ Lee Jeong Hoon

Bioadata Profil & Foto HITZ Lee Jeong Hoon - Lee Jeong Hoon adalah seorang yang memang bisa saya katakan mirip dengan personil Boyband Korea yang juga menjadi pemeran utama di Paradise Ranch si Shim Chang Min. Yup dia adalah Lee Jeong Hoon si bintang iklan Pocari Sweet yang versi cewek Jepang itu lho. (kirain cowoknya juga orang jepang ya.. ^_^), selain dia adalah bintang iklan Pocari Sweet ternyata Lee Jeong Hoon juga seorang dari salah satu personil HITZ yang kini eksis dengan lagu Yes Yes Yes. Karena Lee Jeong Hoon adalah orang asli Korea makanya dia gapai bahasa Korea. Wie..keren banget ya.. bakalan jadi the next Idol nich.
Hitz boyband, personil HITZ, yes yes yes, lee jeong hoon, lee jung hun, lee jung hon
Jika kalian memang salah satu fans dari Lee Jeong Hoon HITZ ini, bisa kok follow twitternya @lee_jh2471 yang pastinya update foto dan juga informasi seputar dirinya.

Bioadata Profil & Foto HITZ Lee Jeong Hoon

Position: Vocalist, Rapper & Dancer
Body Height: 182 cm
Language: Korean – English
History: Professional Model & Public Figure
Twitter: @LeeJH_2107
Facebook: Lee Jeong Hoon Hitz





Hitz boyband, personil HITZ, yes yes yes, lee jeong hoon, lee jung hun, lee jung hon

Hitz boyband, personil HITZ, yes yes yes, lee jeong hoon, lee jung hun, lee jung hon

Hitz boyband, personil HITZ, yes yes yes, lee jeong hoon, lee jung hun, lee jung hon

Biodata Foto Lee Jung Hoon HITZ Boyband

Profil Biodata Foto Lee Jung Hoon HITZ | Boyband Indonesia - Boyband HITZ ini merupakan boyband indonesia yang memiliki satu anggota yang sangat mencuri perhatian. Terutama, salah satu personilnya: Lee Jung Hoon yang merupakan asli orang Korea .

Lee Jung Hoon HITZ Dari akun twitter Lee Jung Hoon beralamat di @lee_jh2471 banyak informasi tenyang foto-foto mengenai kegiatan Hitz Boyband yang sdang melegit - legit ini.


Sebelum gabung HITZ, Lee Jung Hoon sudah kerap muncul di layar kaca lewat iklan produk Pocari Sweat lhoo. berikut biodata nya

Biodata Lee Jung Hoon HITZ :

Position: Vocalist, Rapper & Dancer
Body Height: 182 cm
Language: Korean – English
History: Professional Model & Public Figure
Twitter: @LeeJH_2107
Facebook: Lee Jeong Hoon Hitz

FOTO Lee Jung Hoon HITZ Boyband Indonesia